Selasa, 07 Desember 2010

DIAM RASAKU

Dalam kenyataan demi keabadian yang menyenangkan. Terkadang menimbulkan pertanyaan tanpa jawaban. Aku tidak akan memberi kucuran setetes rasa penuh rekayasa. Teriakan batin dalam kebingungan ketika harus ku tunjukkan rasa ini atau diam dalam keadaan. Memang diamku bukan karena tidak, tapi lebih baik diam untuk kesenangan. Aku rasa ini lebih baik untuk usia depanku dan nantinya. Mengertilah siapapun kamu dalam ketidakjelasan, agar tenang hati ini melihat senyum layu dalam penantianmu.
Aku diam bukan karena tidak......!



Setitik harapan dalam segumpal darah penuh angan, memberikan ruang lain dalam hidup untuk bisa lebih baik. Berbeda dengan masa lalu tanpa cinta dan cita, hanya angan gila dalam kebohongan. Memang sedikit susah dalam penghayatan. Aku bingung dalam kesendirianku membuat terkadang ingin segera mengambil keputusan tanpa pikir. Aku memang manusia tinggi harapan dalam kesederhanaan. Bukan bermula dari alasan yang tidak jelas, hanya menunujkkan pada dunia dalam keberadaanku.
Semua bisa kulakukan dengan rasa. Segalanya akan terkalahkan oleh harapan. Imajinasi keyakinan penuh rencana. Siapapun kamu dalam sasaranku, maka jangan pernah berpikir aku diam karena tidak. Saatlah yang membatasi untuk itu. Mengertilah rasa-rasa untuk abadi. Aku tak akan diam lagi jika saat itu tiba. ***Letterno***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar