Secara sederhana sukses adalah bagaimana kita keluar dari comfort zone
kita dan mencoba menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dengan definisi
ini Anda akan melihat begitu banyak kesuksesan yang bisa Anda lihat pada
diri Anda. Kalau kemarin Anda baru bisa membantu satu orang, hari ini
Anda bisa membantu dua dan besok Anda bisa membantu lebih banyak lagi,
maka anda sukses. Dengan perasaan yang positif mengenai kesuksesan yang pernah Anda raih, maka Anda akan merasa semakin sukses dan semakin percaya diri dengan cita-cita, visi dan misi hidup Anda.
Saya sangat tidak setuju dengan ungkapan, “Biarlah kita sekarang susah, asal nanti kita sukses“.
Ini jelas enggak pernah bakal sukses. Saya bertanya, dimana anak
tangganya? Bukankah untuk meraih kesuksesan besar harus diawali dengan
kesuksesan kecil dan sedang?. Ada pepatah yang mengatakan, “Sukses akan
melahirkan sukses yang lain.” Nah dari pepatah ini dapat diambil
pelajaran, apabila kita semakin mudah untuk melihat kesuksesan kita dari
hal-hal yang kecil, maka mudah bagi kita untuk mengumpulkan,
mengakumulasikan dan melangkah mencapai sukses yang lebih besar. Percaya
dech, dengan sukses kecil-kecil itu, cepat atau lambat sukses yang
lebih besar akan menjemput Anda.
Penjelasan Anda mengingatkan saya akan nasehat Sufi Besar, Imam Ibnu ‘Atha’illah, yang mengatakan, “Tanamkanlah ujudmu dalam bumi yang sunyi sepi, karena sesuatu yang tumbuh dari benda yang belum ditanam, tidak sempurna hasilnya.” Sehingga ada pertanyaan, bagaimana memupuk rasa rendah hati dalam diri kita ?
O, ya ? Beberapa hal yang bisa kita
lakukan untuk memupuk kerendahan hati diantaranya adalah dengan
menyadari kembali bahwa seluruh yang kita punyai adalah anugerah-Nya,
berkah-Nya atau rahmat-Nya. Karenanya katakan pada diri sendiri, “Aku
masih ingin belajar”, “Aku masih ingin mendapatkan input dari
sekelilingku” , “Aku masih ingin mendapatkan pengetahuan- pengetahuan
dari mana saja agar dapat lebih baik”.
“Aku masih ingin belajar”, “Aku masih
ingin mendapatkan input dari sekelilingku” , “Aku masih ingin
mendapatkan pengetahuan- pengetahuan dari mana saja agar dapat lebih
baik”. Jika ditilik dari kehidupan kita, umat Islam, nampaknya metode
memupuk kerendahan hati yang Anda sampaikan masih menjadi problem besar
tersendiri ya ?
Persis seperti yang saya perhatikan
selama ini. Saudara-saudara kita sesama muslim masih terlalu asyik
dengan dunianya sendiri dan bergaul hanya pada lingkungannya sendiri.
Malah yang lebih memprihatikan, dengan sesama muslim kalau ngundang
pembicara dia tanya dulu, “Orang itu madzhabnya apa ?.”
Dia tidak akan menerima orang yang tidak satu madzhab, satu aliran,
dengannya. Padahal dinegara-negara maju sudah menjadi pemandangan yang
biasa orang-orang Yahudi mengundang pembicara Islam, Hindu atau
Kristiani, atau sebaliknya.
Mereka sudah mantap dengan iman mereka
sehingga mereka tidak khawatir dengan pembicara yang datang dari luar
komunitas mereka. Mereka sangat yakin, bahwa dengan cara demikian
(menghadirkan pembicara “orang luar”), mereka dapat memperkaya wacana
dan kehangatan batin. Kita, atau persisnya sebagian umat Islam, lupa
bahwa salah satu cara mensyukuri perbedaan ditunjukkan bukan pada lisan
akan tetapi dengan mendengarkan pendapat orang lain yang beda keyakinan
agamanya.
Dikutip dari http://mymoen.wordpress.com/2010/02/21/arti-sukses-dan-cara-membangun-motivasi-diri-versi-mario-teguh/
By: mpkpk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar